3,2 juta pemilih terdaftar memiliki hak pilih dalam Pilkada Aceh kemarin.
Panwaslu Aceh mengatakan sudah mendengar sejumlah klaim terjadinya ancaman dan pemaksaan agar pemilih memberikan suara untuk kandidat tertentu dalam Pilkada 9 April, namun menegaskan hingga kini belum menerima laporan resmi.
Pelaksanaan Pilkada di seluruh Aceh untuk memilih Bupati/Walikota beserta wakilnya, dan Gubernur/Wakil Gubernur dianggap berlangsung aman dan lancar secara umum, kemarin (Senin, 09/04).
Namun muncul pula tudingan Pilkada tak berlangsung fair karena munculnya intimidasi terutama dari kubu Partai Aceh yang diklaim sebagai penerus utama perjuangan Gerakan Aceh merdeka (GAM).
"Kami menerima sejumlah laporan melalui call center, tetapi sayang sekali laporan terkait intimidasi belum ada. Kalau ada kami segera klarifikasi,"kata Ketua Panwaslu Aceh, Nyak Arief Fadhilah.
Laporan melalui telepon yang memang disediakan untuk menampung keluhan publik terkait terselenggaranya Pilkada, menurut Arief kebanyakan berbentuk keluhan terkait tata cara pencoblosan yang dianggap melanggar aturan.
"Banyak rata-rata prosedur pelaksanaan Pilkada misalnya di TPS ada penghitungan suara lebih awal dari waktunya, ada TPS yang tidak mendapat formulir C1, saksi yang dilarang masuk TPS, dan seterusnya,"tambah Arief.
Laporan melalui call center semacam ini menurut Panwaslu berdatangan dari Langsa, Aceh Timur, Pidie, Aceh Utara, dimana anggota Panwas wilayah Kab/Kota telah diperintahkan untuk menelusuri pelapor maupun substansi laporannya.
Laporan resmi terkait dugaan kecurangan Pilkada sesuai undang-undang masih bisa diterima Panwaslu untuk diselidiki maksimal tujuh hari setelah pencoblosan.
"Kalau lewat itu tidak bisa kami tindak lanjuti karena tanggal 16 sudah ada pengumuman (hasil penghitungan suara) resmi."
Zaini unggul
Kubu Irwandi klaim ada kecurangan tetapi belum beri laporan pada Panwaslu.
Sejumlah lembaga pada Senin petang, hanya berselang sekitar empat jam setelah pencoblosan, sudah langsung mengumumkan versi hasil cepat penghitungan suara mereka.
Dua lembaga, Lingkaran Survey Indoensia dan lembaga Survey Indonesia, bahkan memilih lokasi dan waktu hampir bersamaan untuk keperluan ini, dimana hasil yang mereka umumkan pun nyaris serupa.
Pasangan Zaini Abdullah-Muzakkir Manaf yang diklaim sebagai utusan resmi kombatan eks GAM diunggulkan dengan 54-56% suara, sementara pejabat Gubernur Irwandi Jusuf dan calon wakilnya Muhyidin, hanya beroleh sekitar 30% suara.
Kubu Zaini dan Irwandi, dua tokoh sama-sama jebolan GAM, diketahui paling banyak 'bergesekan' sejak masa pencalonan hingga kampanye lalu. Sejumlah media lokal mengutip pernyataan Irwandi pasca pengumuman hasil hitung cepat Pilkada, yang menyebut kubu partai Aceh, yang mengusung pencalonan Zaini Abdullah melakukan 'kecurangan melalui intimidasi', meski Panwaslu mengatakan belum menerima laporan apapun terkait klaim ini.
Proses Pilkada sendiri hari ini masih berpusat di Kecamatan-kecamatan di Aceh, dimana kotak suara yang kemarin sudah dihitung di TPS dibawa untuk diakumulasikan.
"Kesibukan utama kita hari ini adalah memantau proses di 283 kecamatan seluruh Aceh, juga memonitor bagaimana jalannya pemilihan kemarin apakah berlangsung dengan baik,"kata komisioner KIP Aceh.
Sempat muncul spekulasi Pilkada Aceh akan berlangsung rusuh melihat meningkatnya eskalasi kekerasan menjelang pemungutan suara sejak akhir tahun lalu, namun sebagian besar kalangan sependapat Pilkada berlangsung relatif aman.
Jadwal Pilkada sempat beberapa kali diubah untuk mengakomodasi keikutsertaan Partai Aceh yang sebelumnya menyatakan tak akan ikut dalam pesta demokrasi ini.
0 comments:
Post a Comment