1. Sejarah Intelektual
Sejarah intelektual ialah sejarah pemikiran bersifat tematik. Bidang sejarah intelektual ini telah lama ada pada zaman Greek yang bertumpu kepada aspek- aspek agama seperti Kristian dan Islam sebelum abad ke-19 Masehi. Konsep sejarah pemikiran sama dengan sejarah filsafat yaitu kajian mengenai pemikiran manusia. Namun sejarah pemikiran masih mempunyai perbedaan dari sudut tumpuan kajian. Tumpuan kajian sejarah filsafat lebih bersifat khusus dan dikaitkan dengan pemikiran manusia di peringkat yang tinggi. Sedangkan tumpuan sejarah pemikiran pula lebih bersifat umum dan melibatkan tahap pemikiran manusia di peringkat biasa dan sederhana. Dengan kata lain, apa yang dikaji dalam sejarah pemikiran adalah merangkum gagasan-gagasan politik, sosial, ekonomi, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain. Dan yang terpenting ialah adanya kesan dan pengaruh gagasan tersebut terhadap pemikiran, tindakan dan perkembangan masyarakat manusia.
2. Sejarah Ekonomi
Sejarah ekonomi timbul dan berkembang dengan caranya sendiri. Kemunculan sejarah ekonomi bermula dari terbitnya karya Wealth of Nations (1770) oleh Adam Smith dan mulai berkembang pesat dengan kemunculan konsepsi sejarah material oleh Karl Marx pada abad ke-19. Sejarah ekonomi terbagi menjadi
dua jenis. Pertama adalah bersifat tematik, yaitu yang lebih menekankan aspek kegiatan ekonomi atau tema-tema ekonomi dalam sejarah. Kedua ialah bersifat paradigmatik, yaitu faktor ekonomi dijadikan sebagai skema mental atau asas falsafah dalam mengkaji sejarah. Bagaimana pun, jenis tematik telah mendapat sokongan yang padu daripada para peminat sejarah berbanding jenis paradigmatik yang didorong oleh konsepsi sejarah material Marx. Bidang sejarah ekonomi berkembang pesat dalam abad ke-20 masihi sehingga membentuk dua aliran, yaitu aliran sejarah ekonomi tradisional yang bersifat menyeluruh dan aliran sejarah ekonomi baru atau disebut sebagai cliometrics
3. Sejarah Sosial
Sejarah sosial adalah sejarah tentang masyarakat. Menurut pendapat sejarawan Belanda, P.J Blok, bahwa sejarah sosial ialah the history of the people. Ia mengkaji mengenai pola-pola kebudayaan masyarakat manusia, terutama yang memperlihatkan aspek-aspek sosial di dalamnya. Antara aspek-aspek yang termasuk dalam bidang ini meliputi kebudayaan, kesenian, kesusastraan, agama, ekonomi, pendidikan, perundangan, pemikiran, keluarga, perempuan, etnik, dansebagainya. Masyarakat dilihat sebagai suatu keseluruhan, sebagai bentukan sosial atau sebagai struktur dan proses. Bagaimanakah suatu struktur masyarakat berubah dalam suatu kurun waktu tertentu, merupakan kajian sejarah sosial. Berbagai aspek kehidupan bisa dilihat sebagai bagian dari kenyataan sosial hidup manusia.
4. Sejarah Keluarga
Secara sederhana keluarga merupakan ikatan terkecil dalam bentuk masyarakat. Dalam keluarga terdapat sekumpulan individu-individu. Individu- individu yang ada pada keluarga minimal ayah, ibu, dan anak. Dalam menulis sejarah keluarga, kita tidak hanya melihat keluarga sebagai unit tempat tinggal sekelompok manusia. Seperti telah dikatakan bahwa keluarga merupakan unit kecil dari masyarakat, maka kita bisa melihat keluarga dalam konteks sosiologis dan antropologis. Dalam konteks sosiologis bahwa keluarga adalah sebuah struktur yang dapat berubah, dapat dilihat sebagai unit sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Secara antropologis dalam keluarga terdapat aspek-aspek budaya, sistem nilai dan norma-norma yang berlaku dalam keluarga tersebut.
5. Sejarah Politik
Sejak muncul ilmu sejarah, nampaknya bidang politik sentiasa menjadi perhatian utama. Hal ini karena sejarah seringkali diungkap sebagai politik masa lampau. Bahkan dikatakan bahwa sejarawan pada masa lampau cenderung melihat aspek politik sebagai faktor penggerak yang mengubah perjalanan sejarah manusia. Politik biasanya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan kekuasan. Dalam kekuasaan terdapat berbagai komponen misalkan penguasa atau pemerintah, sistem pemerintahan, parlemen, undang-undang, partai politik, negara, kerajaan, dan lain-lain. Penulisan sejarah yang bertemakan komponen-komponen tersebut biasanya dinilai sebagai sejarah politik. Penulisan sejarah politik biasanya menampilkan peran-peran “orang besar”, maksudnya adalah orang-orang yang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kekuasaan. Dalam sejarah politik, “orang-orang besar” dianggap sebagai kekuatan yang menentukan jalannya sejarah. “Orang-orang besar” misalnya raja atau pemimpin negara, misalnya Hitler, Kaisar Hirohito, dan Musolini.
6. Sejarah Militer
Sejarah militer dapat didefinisikan sebagai sejarah angkatan bersenjata dan perilaku perang. Beberapa hal yang dapat dibahas dalam sejarah perang, misalnya strategi yang digunakan, kekuatan pasukan yang berperang, senjata yang digunakan. Dalam penulisan sejarah militer yang sudah berkembang, penulisan sejarah perang tidak hanya ditonjolkan aspek-aspek operasional militer semata. Sejarah perang bisa dilihat dari aspek-aspek lainnya, misalnya aspek ekonomi.
7. Sejarah Kebudayaan
Sejarah kebudayaan adalah kajian yang merangkum keseluruhan cara hidup masyarakat manusia, yaitu meliputi sistem sosial, ekonomi, politik, agama, moral, adat istiadat, undang-undang, kesenian, bahasa, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Menurut Ismaun sejarah selalu terkait dengan kebudayaan karena sejarah terjadi sebagai konsekuensi manusia dalam berkiprah di lingkungan kebudayaannya. Tidak ada Gambar: Panglima Besar Jenderal sejarah yang terlepas dari akar kebudayaannya. Setiap sejarah selalu Soedirman terkait dengan kebudayaannya. Sejarah kebudayaan juga dikatakan sebagai bagian sejarah sosial, namun cara perkembangannya berbeda. Secara khusus, kajian sejarah kebudayaan dapat dibagi kepada dua, yaitu kebudayaan tinggi atau elit dan kebudayan popular atau massa. Di antara kedua-duanya, kebudayaan popularlah yang sering menjadi tumpuan dalam kajian budaya.
Materi Referensi:
Supriyadi, Marwan. 2009. Sejarah SMA Kelas 10. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
0 comments:
Post a Comment